Rokok kretek adalah produk asli Indonesia. |
Rokok…?....kretek….? sigaret…?
Selama ini sebenarnya saya tidak
begitu ambil pusing dengan istilah-istilah dunia perokok an, karena memang saya
bukan perokok juga. Tapi saya suka melihat pria merokok, macho gitu
kelihatannya….(hahaha…sungguh alasan yang tidak ilmiah sekali..).
Diawal minggu ini kebetulan saya
diberi tugas menjadi notulen sebuah acara bedah buku yang mengupas tentang
intrik politik ekonomi dibalik sebatang rokok. Dengan actor utamanya perusahaan-perusahaan
farmasi dunia dan perusahaan-perusahaan rokok dunia.
Hingga akhirnya menarik saya
untuk mencari tahu lebih dalam tentang rokok dan sejarahnya, terutama di
Indonesia negeriku tercinta ini…yang semakin menyadarkan saya..betapa
sesungguhnya Tuhan telah memberikan alamnya yang terbaik…hingga kita tidak
pantas menjadi miskin…
Sebelumnya saya minta maaf
yah…kalau tulisan saya nanti sedikit membosankan…karena ini memang tema yang
sangat serius dan perlu pemikiran yang mendalam teman-teman….ini tidak
main-main kawan… (untuk kami para petani cengkeh dan tembakau) tapi menjadi
permainan bagi pemerintah kami tercinta…karena mereka tidak merasakan apa yang
kami rasakan….
(mungkin…atau pura-pura tidak
merasakan karena sudah menjadi kebiasaan). Pura-pura lupa dengan sejarah masa
lalu…pura-pura pintar mengelola kekayaan alam Negara dengan cara menjual
aset-aset…pura-pura pro rakyat padahal menghisap darah rakyat…..
Sebenarnya, buku yang berjudul
“MUSLIHAT KAPITALIS GLOBAL/Selingkuh Industri Farmasi dengan Perusahaan Rokok
AS” ini, menurut penulisnya adalah sebuah alarm peringatan bagi para petani
khususnya tembakau dan cengkeh. Jangan sampai sejarah berulang, seperti yang
terjadi pada nasib petani kopra di Indonesia. Dulu Indonesia penghasil kopra
terbaik dunia, tapi sekarang dimana kopra?
Begitu juga dengan cengkeh, dulu
di Sulawesi Utara setiap panen raya seperti pesta rakyat. Bahkan muncul cerita
bahwa yang belum ada listrikpun sampai beli kulkas. Itu karena begitu besarnya
manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh cengkeh. Dimana hasil panen melimpah
dengan harga yang tinggi. Walaupun sekarang hasilnya tidak sebanyak dahulu,
namun masih banyak petani-petani cengkeh yang masih bertahan dan menggantungkan
hidupnya disana.
Kemudian jika benar bahwa akan
ada sebuah peraturan standarisasi rokok akibat permainan para
kapitalis-kapitalis dunia yang menguasai perusahaan-perusahaan rokok.
Standarisasi yang menyatakan bahwa kretek tidak masuk dalam
kategori rokok, salah satu alasannya karena mengandung nikotin yang lebih
tinggi dari yang ditetapkan.
Bagaimana rokok
cina dan amerika bisa masuk ke Indonesia adalah dengan cara menciptakan produk
rokok rendah nikotin. kampanye besar di internasional adalah kadar nikotin. Di
Indonesia nikotinnya tinggi, dari Negara lain yang rendah nikotin. Kretek tidak
bisa masuk ke pasar Amerika, sementara rokok produksi luar bisa masuk ke
Indonesia. Di Amerika berpendapat bahwa rokok dicampur cengkeh merugikan
kesehatan.
Ilustrasi, Rokok Putih. |
Padahal kretek adalah satu-satunya
produk rokok yang menggunakan campuran cengkeh dan hanya ada di Indonesia.
Sementara rokok yang diakui secara internasional tidak memakai cengkeh. Tentu
saja ini akan berdampak pada petani cengkeh, ketika tidak ada lagi permintaan
dari pabrik rokok maka cengkeh tidak lagi bernilai ekonomis tinggi.
Dan ini
bukan lagi satu hal yang mungkin akan terjadi tetapi memang pasti akan terjadi.
Petani cengkeh akan kehilangan penghasilan yang sangat drastis, bisa 70-80%.
Karena hanya mengandalkan permintaan dari produk-produk kesehatan saja.
Penghasilan yang didapat tidak lagi sesuai dengan biaya produksi, pada akhirnya
petani akan memutuskan untuk menebang habis pohon cengkehnya dan menggantikan
dengan tanaman lainnya atau bahkan dibiarkan terbengkalai.
karena
petani cengkeh sudah terbiasa dengan pola kerja perkebunan, tentu akan menjadi
sulit ketika harus menjadi petani jenis lain. misalnya petani padi, atau petani
ladang ketela pohon. kalaupun tetap perkebunan, kelapa misalnya itu akan
memakan waktu yang lama....
Sementara
hanya itu tumpuan dan harapan penghasilan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Setelah apa yang mereka upayakan dari tahun ke tahun menanam dan merawat
seharusnya sekarang mereka tinggal menikmati hasilnya. Disaat pemerintah tidak
bisa menyediakan lapangan pekerjaan seperti sekarang ini, paling tidak jagalah
rakyatnya yang sudah bekerja keras untuk tidak menjadi beban pemerintah.
Padahal saat ini tembakau dan
cengkeh yang diolah menjadi rokok kretek penyumbang dana terbesar untuk
pendapatan Negara. Seperti yang diungkapkan Dirjen Perkebunan (sumber: website
resmi Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian)
Khusus
untuk komoditi cengkeh bersama-sama dengan tembakau mampu menghasilkan
kontribusi terhadap cukai rokok pada tahun 2009 mencapai Rp 55 trilyun, tahun
2010 meningkat menjadi Rp. 59 trilyun, dan tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp
61 trilyun,
Dirjen
Perkebunan juga menyampaikan bahwa cengkeh merupakan salah satu dari 15
komoditi yang diutamakan penanganannya dalam pembangunan perkebunan khususnya
untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Sebagai tanaman asli Indonesia dengan
tetuanya cengkeh AFO, tanaman cengkeh mempunyai peranan strategis karena hampir
seluruhnya diupayakan oleh petani (98 % dari total areal) dan hasilnya sebagian
besar (Iebih dari 90 %) diserap oleh pabrik rokok.
Sementara dari data
resmi website PT. HM Sampoerna menyatakan bahwa, Pada tahun 2011, Sampoerna
membayar cukai sejumlah hampir Rp20 triliun. Ini sama dengan 30% dari total
penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang berjumlah Rp64,8 triliun pada
tahun 2011.
Berbagai bentuk Rokok dalam kemasan. |
Sejarah cengkeh
terjalin erat dengan sejarah Indonesia sendiri. Secara hortikultura,
pohon cengkeh merupakan jenis tanaman perdu asli Indonesia.Rempah-rempah yang sangat dicari
ini aslinya hanya tumbuh di lima pulau kecil di sebelah timur Sulawesi dan
sebelah barat Papua. Cengkeh pernah dihargai sangat tinggi karena khasiatnya
sebagai obat. Harganya pun telah cukup mahal sejak zaman kerajaan Romawi Kuno.
Bicara tentang tembakau dan
cengkeh, memang akan sangat berkaitan dengan kontradiksi keberadaan rokok….
Bicara rokok akan menjadi lebih
kompleks lagi permasalahannya…..
Rokok menjadi suatu benda yang di
benci oleh sebagian orang karena akibat yang ditimbulkan….tapi juga di sayang
oleh sebagian yang mencandunya. Disisi ekonomi pemerintah juga sangat
membutuhkan rokok demi menambah pendapatan Negara, yang akan berimbas pada
aspek pembangunan.
Disatu sisi rokok
juga dianggap sebagai salah satu pemicu penyakit-penyakit berbahaya, seperti
kanker, jantung, impotensi dan gangguan pada janin. Lebih parahnya lagi yang
lebih kena dampaknya adalah perokok pasif dibandingkan perokok aktif….
Perusahaan rokok itu sendiri
mengakui dan memperingati dampak yang ditimbulkan karena merokok, tertulis
jelas di bungkus kemasan rokok yang anda beli. Jadi jangan salahkan produsen
rokok, karena mereka sudah memperingati loh…begini tulisannya ..
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN
KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”
Pada dasarnya saya sangat
setuju..bahwa rokok dapat merusak kesehatan, apalagi bagi perokok pasif seperti
saya…. Tapi dibalik definisi sehat dan tidak sehat dari sebatang rokok
sesungguhnya mengandung nilai ekonomi yang sangat tinggi bagi banyak pihak,
salah satunya pemerintah seperti diungkapkan diatas.
Pihak lainnya tentu saja
perusahaan rokok itu sendiri dan satu lagi yakni perusahaan Farmasi. Anda pasti
bingung apa kaitannya rokok dengan perusahaan farmasi…? Bukan kah mereka saling
berseberangan…?
Lihat saja slogan iklan mereka…masing-masing...
Sebenarnya sederhana saja
logikanya….!!!
Ketika orang sudah mulai merokok
pasti lama-lama menjadi ketagihan, artinya menciptakan suatu situasi yang
akhirnya kecanduan. Kemudian untuk menghilangkan kecanduan itu seseorang tidak
bisa secara langsung karena akan menimbulkan rasa sakit diseluruh tubuhnya.
maka memerlukan suatu cara untuk menghentikan ini secara perlahan-lahan.
Misalnya dari yang dua bungkus sehari, dikurangi menjadi satu bungkus sehari.
Ini tentu saja membutuhkan waktu yang lama.
Nah didasari fakta itu, industry
farmasi kemudian menemukan suatu teknologi yang namanya NRT (Nicotine Replacement
Therapy). NRT ini adalah suatu metode pengalihan dari kebiasaan merokok dengan
kebiasaan yang lain. Melalui media seperti koyo, permen dan lain-lain yang bisa
menjadi pilihan para pecandu rokok yang ingin berhenti merokok. Pada dasarnya
fungsinya sama, karena dibuat dari nikotin yang diambil dari tembakau atau
rokok.
contoh iklan bahaya merokok. |
Bisa kita bayangkan, Indonesia yang berpenduduk kurang lebih 250
juta orang dengan jumlah perokok sekitar 70 juta orang, ini adalah satu pasar
yang potensial. Hingga buat perusahaan-perusahaan farmasi internasional, harus
mengupayakan dengan berbagai cara agar bagaimana produknya dikonsumsi oleh
orang dalam jumlah besar ini. Karena disitu letaknya keuntungan.
Disisi lain ada juga MNC rokok
internasional seperti Philip Moris, American tobacco, seiring dengan kampanye
anti rokok misalnya yang akan berdampak lama karena proses penyembuhannya juga
perlahan-lahan. Maka sesungguhnya untuk orang menghentikan rokok membutuhkan waktu
yang panjang yang tidak akan selesai dalam setahun dua tahun mungkin puluhan
tahun bahkan satu abad. Malah mungkin dan hampir bisa dipastikan pasar orang
perokok ini akan terus bertambah dan semakin besar..
Kemudian mereka melakukan yang
namanya pengambil alihan, jadi MNC farmasi dengan atas nama kesehatan
menyumbang uang ke WHO untuk mengeluarkan kebijakan anti rokok, menekan
Negara-negara untuk mengendalikan tembakau. Kemudian banyak Negara-negara
berkembang yang mengadopsi kebijakan berkaitan pengendalian rokok.
Disisi lain pabrik-pabrik rokok besar
di dunia kemudian mengambil alih pabrik-pabrik rokok di negara-negara yang
mengadopsi kebijakan anti rokok. Sepertin Pakistan, India yang diambilalih oleh
Philip Morris International (PMI). Indonesia tidak terkecuali,
perusahaan-perusahaan rokok local terbesar sudah diakuisisi oleh PMI seperti
PT. HM Sampoerna, PT. Nojorono Tobacco International (NTI).
Jadi ketika bicara soal rokok,
kita tidak bisa bicara tentang kesehatan semata. Sehat tidak sehat, tapi
kemudian kita bicara sebagai ekonomi politik. Keduanya saling membutuhkan dan
saling mendukung, antara perusahaan Farmasi dan Perusahaan
rokok..perselingkuhan ini tidak hanya indah tapi juga menguntungkan.
Lalu kita juga tidak bisa tidak harus
membicarakan nasib para petani tembakau dan cengkeh yang akan berdampak
langsung dari semua kebijakan yang dibuat terkait dengan rokok seperti yang
sudah diungkapkan diatas. Pemerintah harus berhati-hati dalam membuat suatu
kebijakan karena ada ribuan bahkan mungkin jutaan petani tembakau dan cengkeh
yang menggantungkan nasibnya.
Di era desentralisasi sekarang
ini dimana pemerintah daerah memiliki kewenangan lebih untuk bisa melindungi kekayaan alam yang dimiliki, khususnya
Sulawesi Utara. Seperti yang diungkapkan Dirjen Perkebunan bahwa saat ini, luas
areal cengkeh mencapai sekitar 470 ribu ha dengan produksi 84,8 ribu ton. Dari
luasan tersebut, Sulawesi Utara sebagai penghasil utama seringkali dijadikan
barometer cengkeh nasional, memberikan kontribusi areal seluas 75 ribu ha atau
16 % dari luasan nasional.
Contoh iklan rokok di Indonesia. |
Jadi seharusnya pemerintah daerah
dapat membuat suatu kebijakan yang dapat melindungi semua produksi khas daerah
Sulawesi Utara khususnya cengkeh. Sehingga para spekulan tidak bisa seenaknya
menentukan harga, apalagi masih ada praktek pembodohan petani dengan
menggunakan system ijon…
Namun pada kenyataannya ini harus
diperjuangkan, karena kami tidak bisa berharap itu bisa terjadi begitu saja...kan
sudah saya bilang tadi, pemerintah kita cenderung pura-pura lupa kalau sudah
berkaitan dengan kewajiban.
Untuk itu kami harus bersatu
mengorganisir diri, karena yang kami miliki hanya jumlah dan rasa solidaritas
dari teman-teman petani maupun yang bukan petani. Hingga perjuangan untuk
mendapatkan hak-hak kami bisa lebih didengar.
Contoh iklan rokok di Indonesia. |
Semoga teman-teman dari daerah-daerah
lain lebih mudah perjuangannya…ataupun kalau memang sama susahnya…(saya yakin
sih sama…kan presiden kita sama…), kita tetap harus semangat kan…?!!!
Dan jangan lupa berdoa….
Penulis: Nurhasanah | Manado, 01 Desember 2012